Minggu, 05 Agustus 2012

Rumah Tua Part 2

Nah sobat aku lanjutin ya cerita Runah Tua Part 2. Cekidoott..

 Saat aku buka mata, aku terkaget karena Ayah,Ibu,Mas Koko, dan Mas Yoga tak ada dimobil. Buru-buru aku keluar dari mobil. Sepertinya diluar sana pemandanggannya indah. Waahh memang benar udara di sini sangatlah segar dan pemandangannya sangat eksotik. Didepan ada sebuah rumah tua yang ornamen-ornamen rumahnya sangat tradisional jawa. Aku mendekati calon rumahku. Rumahnya berlantai dua. Diatas sepertinya hanya ada 1 kamar yang depannya ada seperti taman. Sungguh rumah yang sangat indah yang aku dambakan sejak dulu. 

Kutengok samping kanan rumah itu yang kebetulan ada Mas Koko. Terbesit dalam pikiranku “Nah kerjain Mas Koko ah..” ku melangkah perlahan dan Doorrr…. “Nah lo ketauan kan mau gerjain aku ya.. hahaha… Ohh tidak biasa” ketawanya ngakak banget. “Hehehe maaf Mas habisnya bengong mulu. Ehh tapi Mas kok mandang pohon gede itu sih ??” tanyaku ngotot. “Aku liat bayangan misterius tadi diayunan itu” tiba-tiba suasana menjadi horror. Bulu kudukku serentak berdiri, hatiku mulai dag dig dug kayak bedug, dan mukaku pucat. Mas Koko melirik wajahku yang terlihat ketakutan. “Hahahaha… makanya jangan suka ngerjain ornag dek.” Ketewanya yang has makin lebar saja. “Ihh Mas Koko awas yah.. tunggu pembalasanku !!” ancamku pada Mas Koko sambil aku layangkan tonjokan genit dilengan kirinya.

Kami pun kembali menemui Ayah dan Ibu, tapi Mas Yoga kemana yak ok ga ada ???. ayah dan Ibu sepertinya lagi ngobrol serius sama penjaga rumah ini. Aku dan Mas Koko tidak mau menggangu urusan orang tua. Tiba-tiba Mas Yoga muncul dari samping rumah “Ihh Mas ngagetin kita aja nih.” Lalu iya senyum dengan tak berdosa. “Maaf..maaf tujuanku memang itu kok..” lalu ia ketawa ngakak. “Heh Mas, Ayah sama Ibu belum keluar juga ya ??” tanya Mas Yoga pada Mas Koko. “Belum tuh, padahal udah malem gini.” Baru saja kita bicara, Ayah,Ibu dan penjaga rumah itu muncul dari balik pintu utama rumah itu.

“Anak-anak kita punya tugas besar” Ibu langsung ngerocos setelah mengucapan salam pada penjaga rumah. “Hayoo siap-siap lomba keluarin ingus paling banyak. Hahaha …” lanjut Ayah. Ke-3 anak Ayah dan Ibu ini memang punya alergi debu. Kalo kita kena debu yang banyak ini bias-bisa ada pagelaran keluarin ingus paling banyak. Hohohoho maap yak agak jorok :D.

 “Mari kita bersih-bersih. Adek beresin setiap kamar ya, Koko beresin rumah tamu, Yoga beresinruang keluarga, Ayah kebagian dapur, nah kalo Ibu bagian kamar mandi ajah ya. Hahaha ” nah lo mulai dech hak vettonya buat senjata. Lekas aku mencari masker untuk menutupi bidung kita berdua agar cairannya ga keluar kalo terkena debu. Setelah masker di tangan kita bertiga. “Mari kita bertarung melawan debu-debu imut.” Ujar mas Yoga.

Setelah kita 1jam bereskan lantai satu dan semua perabotannya, akhirnya perjuangan melawan debu-debu imut yang dikatakan Mas Koko berhasil. Kita tidak jadi menggelar lombanya. Alhamdulillah yah sesuatu. *belajar jadi syahrini*. Sekarang tinggal menurunkan baju kita yang berada didalam mobil. Tinggal kita mandi dech. 

“Huuu…. Adem bener airnya..” ujar Mas Koko sambil giginya ngeder karena kedinginan. Maklumlah rumah kita ini berada diatas pemukiman penduduk. Suasananya memang horor. Terbukti terdapat pohon besar disebelah kiri belakang rumah ini. Dibawahnya ada ayunan yang sepertinya sudah berpuluh-puluh tahun disana. Sempat berfikir sih kenapa Ayah dan Ibu milih tempat ini menjadi rumah pindahan kita. Haduh pembaca, aku nulis ini berdasarkan rumah yang berada dipuncakyang pernah aku lihat. Kata kakak aku yang punya indera ke-6 rumah itu benar-benar angker. Aku jadi merinding saat aku menulis ini.

Back to story. “Ayah punya ide nih, karena Ayah kengen sama anak-anak Ayah yang jail-jail ini,*kedua tangannya mendekap kita bertiga* gimana kalo kita bobok bareng diruang keluarga ?” ide ayah bagus banget, tumben Ayah bias punya ide secemerlang itu. “Oke Yah. Oia Adek ambil pop mienya ya, laper nih. Mas yoga anterin yak.” Raut muka ku sangat manis saat meminta bantuan Mas Yoga. “Ah kalo kamu kayak gini Mas ga akan nolak dek.” Sambil tangannya mengacak-acak rambutku yang masih basah karena keramas. “Ibu tolong masak airnya ya..” pintaku pada Ibu.

Aku dan Mas Yoga pun langsung melancong ke mobil yang kebetuln diparkir di sanping kiri rumah. “Widihh.. jadi inget kejadian tadi sore nih. Mudahan itu tadi memang ucapan Mas Koko yang sedang menggodaku. Tapi aku ragu Mas Koko punya indera ke-6 yang dititiskan almarhum eyang kakungku. Ah bodo amat dech.” Lamunanku tadi langsung buyar karena Mas Yoga tak sengaja menyenggl lenganku. “Dek tunggu disini ya Mas mau kesana.!” Sambul tangannya menunjuk kearah pohon besar itu. “Mas..mas adek ikut, adek takut sendirian disini.” Tenganku berpegang pada lengan kanan Mas Yoga dan tak tau kenapa kita berdua jalan dengan beraninnya padahal kita berdua punya mental tahu. 

Kita sudah jauh berjalan tiba-tiba langkah kita terhenti karena kita mendengar suara desahan seram dari belakang kita. Tersentak aku tersadar, “Mas kenapa kita disini, Mas dengar ga dibelakang kita ada suara apa tuh.?” Nampaknya Mas Yoga pun tersihir oleh bayangan hitam diayunan itu. Tak menghiraukan Mas Yoga aku pun menengok ke belakang. Aaaa…….

Nah sampai sini dulu ya berlanjut di Part 3. So update terus ya cerita ku…. J. Maap kalo ada kata-kata yang tak berkenan. Thanks ya…. J  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar