THE
KING’S SPEECH, BICARA MENJADI PILAR KEKUATAN
Oleh : Erica A
Film The
King’s Speech adalah sebuah drama film Britania Raya
bersejarah yang disutradai oleh Tom Hooper dan
ditulis oleh David Seidler. Film ini
dibintangi oleh Colin Firth (Bertie/King George VI), Guy Pearce (David), King
George V (Michael Gambon), Helena Bonham Carter (Elizabeth) dan disutradarai
olehTom Hooper. Dan meraih penghargaan Academy Award sebagai Best Picture, Best
Actor, Best Director, Best Original Screenplay.
Film
ini dinominasikan pada anugrah BAFTA dalam 14 kategori dengan meraih 7
penghargaan; juga dinominasikan dalam Academy Awards sebanyak 12
kategori dan berhasil meraih 4 penghargaan yaitu Best Picture, Best
Director, Best Actor, dan Best Original Screenplay.; dan
dalam nominasi Golden Globes dengan Colin Firth sebagai
pemenang Best Actor.
The
King’s Speech
merupakan film yang diangkat dari kisah nyata King Geoge VI ayah dari Queen
Elizabeth II, nenek dari Prince William. Ketika ayahnya, King George V meninggal,
tahtah raja dilimpahkan pada David, The prince of Wales kakak kandung dari
Albert (King Geoge VI) yang menderita gagap, namun karena David terlibat
skandal dengan seorang wanita, David harus mengawini wanita tersebut dan
menyerahkan tahtah raja pada Albert.
Albert menjadi tertekan akan keputusan kakanya tersebut.
Albert
Duke Of York melakukan pidato pertama di Stadion Wemble, London. Albert diminta
oleh ayahnya, King George V untuk menyampaikan pesan terakhirnya tentang
penutupan pameran kerajaan. Albert merasa gugup karena ini kali pertamanya
berbicara di depan umum dengan ribuan rakyat Britania. Apa daya Albert yang
gagap, telah membuat kecewa rakyat Britania di Stadion Wemble London.
Sebenarnya, empat tahun sebelumnya Albert terserang penyakit gagap. Sulit
sekali baginya untuk bicara di depan umum. Berbagai terapis ditemui oleh Albert
dan sang istri, namun semuanya tidak ada yang berhasil.
Suatu
ketika istri Bertie (panggilan saying Albert dalam keluarganya) Ny.Johnson
bertemu dengan seorang dokter yang bernama Lionel Louge. Ny.Johnson meminta
pertolongan pada Lionel menjadi terapis berbicara untuk Bertie. Pada awalnya Ny.Johnson
menginginkan Lionel melakukan terapis di rumahnya, tetapi Lionel memiliki sikap
tegas. Lionel mengatakan “permainanku, areaku, aturanku”. Pada akhirnya Ny.Johnson
menyetujui keinginan Lionel dan mulai membujuk Bertie untuk mau menemui Lionel.
Hari
pertama terapis, terlihat pertentangan sikap antara Lionel dan Albert. Bertie
merasa tersinggung, karena Lionel memanggil dirinya “Bertie”. Albert Frederik
Althur George begitu nama panjangnya merasa tidak dihargai sebagai seorang
pangeran, tentu saja Albert tidak suka dirinya dilarang. Sikap tegas Lionel
memaksa Albert untuk menuruti semua aturan-aturan Lionel.
Lionel
menganalisis sebab penyakit gagap yang dideriita oleh Bertie. “Aku berani
bertaruh, kau bisa lancar membaca disini, saat ini juga” kata Lionel yang yakin
pada kemampuan Bertie. Lionel meminta Bertie untuk berdiri dan membaca buku
berisi naskah Hamlet “To Be or Not To Be”. Tak berlangsung lama Bertie pun
sudah menyerah. Lionelpun tidak menyerah pada keangkuhan sikap Bertie. Akhirnya
Lionel memberikan headphone pada bertie dan memutar keras musik Mozart “The
Marriage of Figaro”.
Lionel
memberikan piringan hitam rekaman suara Bertie saat membaca. Suatu malam Bertie
memutar piringan hitam tersebut. Bertie tercengan mendengar dirinya berbicara
dengan lancar. Dengan kerendahan hatinya, Bertie mau menjalani terapi bicara
dengan Lionel. “kita perlu mererilekskan otot rahangmu, dan memperkuat lidahmu
dengan mengulangi tounge twister misalnya”
ucap lionel menjelaskan metodenya.
Setiap
hari Bertie berlatih merilekskan otot rahang, mengatur kekuatan diafragma,
mengatur kerileksan tubuh, melakukan penekanan pada huruh-huruf, namun hasilnya
tidak terlalu signifikan terlihat. Hari-hari telah berlalu. Bertie dan Lionel
semakin dekat hingga mereka bersahabat.
Suatu
hari saat pemahkotaan raja Bertie baru mengetahui kenyataan bahwa Lionel buka
seorang dokter. Bertie mengatakan “tak ada pelatihan, tak ada ijazah, tak ada
kualifikasi, cuma kenekatan” ucapnya “kau meminta kepercayaan dan kesetaraan
penuh”. Kekecewaan Bertie yang mengetahui Lionel bukan seorang dokter melainkan
seorang purnawirawan perang yang memiliki keahlian menerapi orang bicara. Walau
Bertie marah pada Lionel, namun dirinya tetap mempertahankan posisi Lionel
sebagai terapis pribadinya.
Pada
saatnya perang terjadi antara Inggris dan Jerman. Bertie yang telah menjadi
King Geoge VI memberikan pidato perdanya. 40 menit sebelum pidato tentang
perang Inggris terhadap Jerman (tidak setuju atas sikap Hitler) pada September
1939 Bertie berlatih pidato. Bertie berlatih selama 9 menit dengan Lionel. Pada
sesi latihan untuk memperlancar Bertie diperkenankan Lionel untuk memaki,
sampai berdansa untuk mengusir ketegangan.
Bertie
sanggat gugup, 20 detik sebelum pidato Lionel mengatakan “lupakan yang lainnya
dan ucapkan saja padaku. Ucapkan padaku, sebagai seorang teman.” Ia memberikan
semangat pada Bertie. Selama pidato Lionel terus menyemangati sahabatnya itu,
dan sungguh luar biasa Bertie bisa mengalahkan penyakit dan kegugupannya saat
berbicara (pidato).
King
George VI mengangkat Lionel Logue menjadi Commaner of Royal Victorian Order pada
tahun 1944. Lionel dan Bertie tetap berteman
selama sisa hidup mereka.
Film
ini sangatlah inspiratif. Berbicaranya seorang raja sangat penting. Rakyat bisa
percaya kepada rajanya lewat berbicara. Oleh karena itu berbicara merupakan
sebuah pilar kekuatan. Dalam film ini juga mengajarkan pada kita bahwa tidak
ada perbedaan antara strata atas dan strata bawah, yang terpenting adalah
komunikasi antara pasien dengan terapis.
Yang
dapat kita ambil dari film ini adalah:
1. a. Kegigihan
Lionel menghadapi Bertie perlu diacungi jempol. Mengingat Bertie adalah seorang
pangeran yang memiliki ego dan emosional tinggi;
2. b.
Keihlasan
Lionel yang membimbing Bertie dengan berbagai metode-metode unik;
3.
c. Kerja
keras Bertie perlu ditiru, karena meskipun seorang pangeran dia bisa meredam
egonya dan mengikuti aturan dari terapis pribadinya yaitu Lionel Longe;
4. d.
Cara
yang dilakukan Lionel untuk melatih kemampuan berbicara Bertie sangat unik;
5.
e. Lionel
mampu melihat kemampuan Bertie dari sisi yang berbeda. Lionel tidak hanya fokus
pada kemampuan bicara dan membaca Bertie, tapi Bertie dibimbingnya katarsis
untuk mengalirkan emosi negatifnya yang terpendam selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar