Selasa, 14 April 2015

ESAI THE KING’S SPEECH, BICARA MENJADI PILAR KEKUATAN



THE KING’S SPEECH, BICARA MENJADI PILAR KEKUATAN
Oleh : Erica A
Film The King’s Speech adalah sebuah drama film Britania Raya bersejarah yang disutradai oleh Tom Hooper dan ditulis oleh David Seidler. Film ini dibintangi oleh Colin Firth (Bertie/King George VI), Guy Pearce (David), King George V (Michael Gambon), Helena Bonham Carter (Elizabeth) dan disutradarai olehTom Hooper. Dan meraih penghargaan Academy Award sebagai Best Picture, Best Actor, Best Director, Best Original Screenplay.
Film ini dinominasikan pada anugrah BAFTA dalam 14 kategori dengan meraih 7 penghargaan; juga dinominasikan dalam Academy Awards sebanyak 12 kategori dan berhasil meraih 4 penghargaan yaitu Best Picture, Best Director, Best Actor, dan Best Original Screenplay.; dan dalam nominasi Golden Globes dengan Colin Firth sebagai pemenang Best Actor.
The King’s Speech merupakan film yang diangkat dari kisah nyata King Geoge VI ayah dari Queen Elizabeth II, nenek dari Prince William. Ketika ayahnya, King George V meninggal, tahtah raja dilimpahkan pada David, The prince of Wales kakak kandung dari Albert (King Geoge VI) yang menderita gagap, namun karena David terlibat skandal dengan seorang wanita, David harus mengawini wanita tersebut dan menyerahkan tahtah raja pada  Albert. Albert menjadi tertekan akan keputusan kakanya tersebut.
Albert Duke Of York melakukan pidato pertama di Stadion Wemble, London. Albert diminta oleh ayahnya, King George V untuk menyampaikan pesan terakhirnya tentang penutupan pameran kerajaan. Albert merasa gugup karena ini kali pertamanya berbicara di depan umum dengan ribuan rakyat Britania. Apa daya Albert yang gagap, telah membuat kecewa rakyat Britania di Stadion Wemble London. Sebenarnya, empat tahun sebelumnya Albert terserang penyakit gagap. Sulit sekali baginya untuk bicara di depan umum. Berbagai terapis ditemui oleh Albert dan sang istri, namun semuanya tidak ada yang berhasil.
Suatu ketika istri Bertie (panggilan saying Albert dalam keluarganya) Ny.Johnson bertemu dengan seorang dokter yang bernama Lionel Louge. Ny.Johnson meminta pertolongan pada Lionel menjadi terapis berbicara untuk Bertie. Pada awalnya Ny.Johnson menginginkan Lionel melakukan terapis di rumahnya, tetapi Lionel memiliki sikap tegas. Lionel mengatakan “permainanku, areaku, aturanku”. Pada akhirnya Ny.Johnson menyetujui keinginan Lionel dan mulai membujuk Bertie untuk mau menemui Lionel.
Hari pertama terapis, terlihat pertentangan sikap antara Lionel dan Albert. Bertie merasa tersinggung, karena Lionel memanggil dirinya “Bertie”. Albert Frederik Althur George begitu nama panjangnya merasa tidak dihargai sebagai seorang pangeran, tentu saja Albert tidak suka dirinya dilarang. Sikap tegas Lionel memaksa Albert untuk menuruti semua aturan-aturan Lionel.
Lionel menganalisis sebab penyakit gagap yang dideriita oleh Bertie. “Aku berani bertaruh, kau bisa lancar membaca disini, saat ini juga” kata Lionel yang yakin pada kemampuan Bertie. Lionel meminta Bertie untuk berdiri dan membaca buku berisi naskah Hamlet “To Be or Not To Be”. Tak berlangsung lama Bertie pun sudah menyerah. Lionelpun tidak menyerah pada keangkuhan sikap Bertie. Akhirnya Lionel memberikan headphone pada bertie dan memutar keras musik Mozart “The Marriage of Figaro”.
Lionel memberikan piringan hitam rekaman suara Bertie saat membaca. Suatu malam Bertie memutar piringan hitam tersebut. Bertie tercengan mendengar dirinya berbicara dengan lancar. Dengan kerendahan hatinya, Bertie mau menjalani terapi bicara dengan Lionel. “kita perlu mererilekskan otot rahangmu, dan memperkuat lidahmu dengan mengulangi tounge twister misalnya” ucap lionel menjelaskan metodenya.
Setiap hari Bertie berlatih merilekskan otot rahang, mengatur kekuatan diafragma, mengatur kerileksan tubuh, melakukan penekanan pada huruh-huruf, namun hasilnya tidak terlalu signifikan terlihat. Hari-hari telah berlalu. Bertie dan Lionel semakin dekat hingga mereka bersahabat.
Suatu hari saat pemahkotaan raja Bertie baru mengetahui kenyataan bahwa Lionel buka seorang dokter. Bertie mengatakan “tak ada pelatihan, tak ada ijazah, tak ada kualifikasi, cuma kenekatan” ucapnya “kau meminta kepercayaan dan kesetaraan penuh”. Kekecewaan Bertie yang mengetahui Lionel bukan seorang dokter melainkan seorang purnawirawan perang yang memiliki keahlian menerapi orang bicara. Walau Bertie marah pada Lionel, namun dirinya tetap mempertahankan posisi Lionel sebagai terapis pribadinya.
Pada saatnya perang terjadi antara Inggris dan Jerman. Bertie yang telah menjadi King Geoge VI memberikan pidato perdanya. 40 menit sebelum pidato tentang perang Inggris terhadap Jerman (tidak setuju atas sikap Hitler) pada September 1939 Bertie berlatih pidato. Bertie berlatih selama 9 menit dengan Lionel. Pada sesi latihan untuk memperlancar Bertie diperkenankan Lionel untuk memaki, sampai berdansa untuk mengusir ketegangan.
Bertie sanggat gugup, 20 detik sebelum pidato Lionel mengatakan “lupakan yang lainnya dan ucapkan saja padaku. Ucapkan padaku, sebagai seorang teman.” Ia memberikan semangat pada Bertie. Selama pidato Lionel terus menyemangati sahabatnya itu, dan sungguh luar biasa Bertie bisa mengalahkan penyakit dan kegugupannya saat berbicara (pidato).
King George VI mengangkat Lionel Logue menjadi  Commaner of Royal Victorian Order pada tahun 1944. Lionel dan Bertie tetap berteman  selama sisa hidup mereka.
Film ini sangatlah inspiratif. Berbicaranya seorang raja sangat penting. Rakyat bisa percaya kepada rajanya lewat berbicara. Oleh karena itu berbicara merupakan sebuah pilar kekuatan. Dalam film ini juga mengajarkan pada kita bahwa tidak ada perbedaan antara strata atas dan strata bawah, yang terpenting adalah komunikasi antara pasien dengan terapis.
Yang dapat kita ambil dari film ini adalah:
1. a. Kegigihan Lionel menghadapi Bertie perlu diacungi jempol. Mengingat Bertie adalah seorang pangeran yang memiliki ego dan emosional tinggi;
2.     b.  Keihlasan Lionel yang membimbing Bertie dengan berbagai metode-metode unik;
3.      c. Kerja keras Bertie perlu ditiru, karena meskipun seorang pangeran dia bisa meredam egonya dan mengikuti aturan dari terapis pribadinya yaitu Lionel Longe;
4.     d.  Cara yang dilakukan Lionel untuk melatih kemampuan berbicara Bertie sangat unik;
5.      e. Lionel mampu melihat kemampuan Bertie dari sisi yang berbeda. Lionel tidak hanya fokus pada kemampuan bicara dan membaca Bertie, tapi Bertie dibimbingnya katarsis untuk mengalirkan emosi negatifnya yang terpendam selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar