Senin, 20 Agustus 2012

Saat kau terpuruk karena cinta


Apa yang kamu rasakan saat lagi putus cinta ?? pedih,hancur,merana,sakit hati,bingung harus ngelakuin apa. apa yang kamu lakukan jika seperti itu ?? kabur dari rumah,cari suasana baru,nangis sekenceng-kencengnya,banting-banting barang,sampai ada yang bunuh diri. Apakah kamu pernah terpikir yang kamu lakukan itu salah besar dan tak berguna ??. Memang putus cinta rasanya sakit dan merana, tapi kita bisa melakukan lebih dari itu. Contohnya kita mencari kesibukan yang bisa membuat kamu tenang,dan damai. SHOLAT itu yang paling penting. Saat kau terpuruk karena cinta atau apa pun Allah memberi waktunya untuk kamu curhat dengan-Nya.  Allah tak membiarkan umatnya terpuruk dalam kesedihan  terlalu dalam. Allah tak memberi cobaan yang melebihi kemampuan umatnya. Memang kita tak bisa hidup tanpa cinta, tapi tak baik memikirkan cinta terlalu berlebihan.

Saat aku mencintai seseorang, ketika aku tanya siapa yang ada di fotomu itu, dia menjawab “wanita dibalik kesuksesanku”. Detik aku membaca itu hatiku terasa hancur dan air mataku tampa sadar telah menetes. Kucoba tegar dam mengatakan “tak apa meskipun hati ini sakit karena ucapan mu, tp bukan hak ku untuk marah. Kalo memang kita ga ditakdirkan untuk bersama, jadilah kakakku yang selalu menghibur dan membimbingku. Sebagai perempuan yang pernah mengisi hari-hari mu jangan melupakan ku jika dirimu sukses nanti”. Sungguh aku tak kuat melihat isi SMS tersebut. Kamu bisa rasakan betapa sakitnya hatiku. 

Kemudian sahabatku bertanya “Apakah kamu menyesal bertemu dengannya ?”
“Aku tak pernah menyesal berkenalan dengannya, dia sudah berhasil merubahku menjadi lebih baik seperti ini, wanita beruntung yang telah memiliki hati pria idaman ku itu.”
Kemudian aku bangkit, mengambil air wudlu dan bergegas ke Musholah. Sholat memohon petunjuk darinya. Kutemukan sebuah cahanya yang bertuliskan. “berpikirlah jernih, tatap masadepan, cinta bukan segalanya, masih banyak hal yang haru kau kerjakan dan laksanakan.” Itu yang menjadi kunci dalam masalah kegelisahan hatiku.


Minggu, 12 Agustus 2012

Senyum Terakhir Part 2

“Kamu murid baru ya disini ?, sejak kemarin saya perhatiin kamu” Aku tak menjawab karena dia melangkah meninggalkan ku. 
“Selamat pagi anak-anak, silahkan keluarkan buke PR kalian. Perkenalkan saya Reyhan Kamanjaya, biasa di panggil Pak Rey. Saya disini menggantikan Bu Maula karena beliau sedang cuti.” 
“Ternyata beliau seorang guru PPl, terlihat ia mengenakan jas almamater. Ah bodo. Aku penasaran siapa yang duduk disebelah perempuan itu ya” Hati ku berbicara dengan memperhatikan perempuan judes itu.
“Kenalin gue Niko!” seorang laki-laki menyodorkan tangannya sehingga membuyarkan lamunanku. 

“Ohh….iya aku Aini panggil Ai aja” sambil ku menyambut tangannya dengan ramah. “Gue boleh duduk di samping loe ??”
“Emm….(Aku berfikir sejenak), iya dech boleh.”
“Makasih ya. Eh elo yang kemaren didepan musholah itu kan ??” Aku sadar dia yang menertawaiku. Aku menatap wajahnya dengan biasa.
“Ai maafin gue ya, sebenernya gue mau bantuin loe, tapi temen-temen gue nyegah gue.” Sepertinya dari ke 3 temannya yang lain, Niko satu-atunya yang paling baik. Apa salahnya kalo aku berteman sama dia.
“Ga papa kok Ko. Itu juga aku yang salah, ga liat-liat kalo lagi jalan.” Aku tersenyum padanya.   
“Elo maik banget Ai.” Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Reflek Aku lihat jam yang ada diatas papan tulis, jam menunjukkan pukul 08.00 ya allah dia telat 1 jam. Langsung aku melihat ke wajah Niko. “ Nik itu bukannya temen kamu ya ?”
“Ai gue bilangin ya si Ardi udah biasa masuk jam segini”
“Serius kamu ? terus ga dimarahin guru gitu ?” Dengan gelengan dia menjawab.

Ardi masuk tanpa memberi salam.  Aku kaget saat melihat dia duduk disamping perempuan judes itu, so itu pacarnya. Beruntung sekali dia punya pacar seperti Ardi. Mereka pasangan yang serasi.

Tak terasa bel istirahat telah terdengar. Segera Aku meninggalkan ruang kelas, menuju tempat perasinganku, dengan membawa buku diary warna biru dan bulpoin dengan warna senada.  Waw sungguh benar-benar tempat ini membuat hati dan fikiranku tenang dan damai. Serasa peri-peri menyihir jiwaku. Ku duduk di atas ayunan banbu dan memejamkan mata sejenak. 

Suara ponselku berbunyi (Lagu Bring Me The Horizon-breaking The Low). “Ya allah aku teridur. Untung saja ponselku bebunyi. Tapi ini bukan telepon, ini alaram. Sebelumnya aku belum memasang alaram. Lalu siapa yang memasangnya ?” Batinku bersuara. Dugaanku benar tempat ini sebelumnya sudah ada yang menempati. Palakunya menulis pesan dibuku diaryku.

Eh lain kali kalo nyalain tuh alaram loe, biar loe ga telat masuk kelas. Kalo mau ucapin terimakasih ke gue, bales aja terus lo selipin di dalam lobang bambu ayunan.(Pemilik Tempat)

    
Makasih ya kamu bangunin aku, kalo engga pasti aku bisa ketiduran ampe malem. Kenalin aku Aini biasa panggil Ai, aku kelas XI IS 1. Kalo kamu siapa ?(Peninjam Tempat)

Langsung ku berlari menuju ruang kelas. Mengingat bel sudah berbunyi 1 menit yang lalu. “Gluuuddaaakkkk, aww…” aku terjatuh didepan perpustakaan, aku melihat ada sepasang kaki di depanku. “Makanya kalo lari yang hati-hati donk” suara siapa itu…
Guy’s udahaan ya capek nulis nih. To be continued.



Minggu, 05 Agustus 2012

Rumah Tua Part 2

Nah sobat aku lanjutin ya cerita Runah Tua Part 2. Cekidoott..

 Saat aku buka mata, aku terkaget karena Ayah,Ibu,Mas Koko, dan Mas Yoga tak ada dimobil. Buru-buru aku keluar dari mobil. Sepertinya diluar sana pemandanggannya indah. Waahh memang benar udara di sini sangatlah segar dan pemandangannya sangat eksotik. Didepan ada sebuah rumah tua yang ornamen-ornamen rumahnya sangat tradisional jawa. Aku mendekati calon rumahku. Rumahnya berlantai dua. Diatas sepertinya hanya ada 1 kamar yang depannya ada seperti taman. Sungguh rumah yang sangat indah yang aku dambakan sejak dulu. 

Kutengok samping kanan rumah itu yang kebetulan ada Mas Koko. Terbesit dalam pikiranku “Nah kerjain Mas Koko ah..” ku melangkah perlahan dan Doorrr…. “Nah lo ketauan kan mau gerjain aku ya.. hahaha… Ohh tidak biasa” ketawanya ngakak banget. “Hehehe maaf Mas habisnya bengong mulu. Ehh tapi Mas kok mandang pohon gede itu sih ??” tanyaku ngotot. “Aku liat bayangan misterius tadi diayunan itu” tiba-tiba suasana menjadi horror. Bulu kudukku serentak berdiri, hatiku mulai dag dig dug kayak bedug, dan mukaku pucat. Mas Koko melirik wajahku yang terlihat ketakutan. “Hahahaha… makanya jangan suka ngerjain ornag dek.” Ketewanya yang has makin lebar saja. “Ihh Mas Koko awas yah.. tunggu pembalasanku !!” ancamku pada Mas Koko sambil aku layangkan tonjokan genit dilengan kirinya.

Kami pun kembali menemui Ayah dan Ibu, tapi Mas Yoga kemana yak ok ga ada ???. ayah dan Ibu sepertinya lagi ngobrol serius sama penjaga rumah ini. Aku dan Mas Koko tidak mau menggangu urusan orang tua. Tiba-tiba Mas Yoga muncul dari samping rumah “Ihh Mas ngagetin kita aja nih.” Lalu iya senyum dengan tak berdosa. “Maaf..maaf tujuanku memang itu kok..” lalu ia ketawa ngakak. “Heh Mas, Ayah sama Ibu belum keluar juga ya ??” tanya Mas Yoga pada Mas Koko. “Belum tuh, padahal udah malem gini.” Baru saja kita bicara, Ayah,Ibu dan penjaga rumah itu muncul dari balik pintu utama rumah itu.

“Anak-anak kita punya tugas besar” Ibu langsung ngerocos setelah mengucapan salam pada penjaga rumah. “Hayoo siap-siap lomba keluarin ingus paling banyak. Hahaha …” lanjut Ayah. Ke-3 anak Ayah dan Ibu ini memang punya alergi debu. Kalo kita kena debu yang banyak ini bias-bisa ada pagelaran keluarin ingus paling banyak. Hohohoho maap yak agak jorok :D.

 “Mari kita bersih-bersih. Adek beresin setiap kamar ya, Koko beresin rumah tamu, Yoga beresinruang keluarga, Ayah kebagian dapur, nah kalo Ibu bagian kamar mandi ajah ya. Hahaha ” nah lo mulai dech hak vettonya buat senjata. Lekas aku mencari masker untuk menutupi bidung kita berdua agar cairannya ga keluar kalo terkena debu. Setelah masker di tangan kita bertiga. “Mari kita bertarung melawan debu-debu imut.” Ujar mas Yoga.

Setelah kita 1jam bereskan lantai satu dan semua perabotannya, akhirnya perjuangan melawan debu-debu imut yang dikatakan Mas Koko berhasil. Kita tidak jadi menggelar lombanya. Alhamdulillah yah sesuatu. *belajar jadi syahrini*. Sekarang tinggal menurunkan baju kita yang berada didalam mobil. Tinggal kita mandi dech. 

“Huuu…. Adem bener airnya..” ujar Mas Koko sambil giginya ngeder karena kedinginan. Maklumlah rumah kita ini berada diatas pemukiman penduduk. Suasananya memang horor. Terbukti terdapat pohon besar disebelah kiri belakang rumah ini. Dibawahnya ada ayunan yang sepertinya sudah berpuluh-puluh tahun disana. Sempat berfikir sih kenapa Ayah dan Ibu milih tempat ini menjadi rumah pindahan kita. Haduh pembaca, aku nulis ini berdasarkan rumah yang berada dipuncakyang pernah aku lihat. Kata kakak aku yang punya indera ke-6 rumah itu benar-benar angker. Aku jadi merinding saat aku menulis ini.

Back to story. “Ayah punya ide nih, karena Ayah kengen sama anak-anak Ayah yang jail-jail ini,*kedua tangannya mendekap kita bertiga* gimana kalo kita bobok bareng diruang keluarga ?” ide ayah bagus banget, tumben Ayah bias punya ide secemerlang itu. “Oke Yah. Oia Adek ambil pop mienya ya, laper nih. Mas yoga anterin yak.” Raut muka ku sangat manis saat meminta bantuan Mas Yoga. “Ah kalo kamu kayak gini Mas ga akan nolak dek.” Sambil tangannya mengacak-acak rambutku yang masih basah karena keramas. “Ibu tolong masak airnya ya..” pintaku pada Ibu.

Aku dan Mas Yoga pun langsung melancong ke mobil yang kebetuln diparkir di sanping kiri rumah. “Widihh.. jadi inget kejadian tadi sore nih. Mudahan itu tadi memang ucapan Mas Koko yang sedang menggodaku. Tapi aku ragu Mas Koko punya indera ke-6 yang dititiskan almarhum eyang kakungku. Ah bodo amat dech.” Lamunanku tadi langsung buyar karena Mas Yoga tak sengaja menyenggl lenganku. “Dek tunggu disini ya Mas mau kesana.!” Sambul tangannya menunjuk kearah pohon besar itu. “Mas..mas adek ikut, adek takut sendirian disini.” Tenganku berpegang pada lengan kanan Mas Yoga dan tak tau kenapa kita berdua jalan dengan beraninnya padahal kita berdua punya mental tahu. 

Kita sudah jauh berjalan tiba-tiba langkah kita terhenti karena kita mendengar suara desahan seram dari belakang kita. Tersentak aku tersadar, “Mas kenapa kita disini, Mas dengar ga dibelakang kita ada suara apa tuh.?” Nampaknya Mas Yoga pun tersihir oleh bayangan hitam diayunan itu. Tak menghiraukan Mas Yoga aku pun menengok ke belakang. Aaaa…….

Nah sampai sini dulu ya berlanjut di Part 3. So update terus ya cerita ku…. J. Maap kalo ada kata-kata yang tak berkenan. Thanks ya…. J